(ProgresifNews.com) LAMBAR—Menyikapi masalah dipanggilnya beberapa masyarakat sebagai pengumpulan bahan dan keterangan oleh pihak Polres Lampung Barat, terkait dengan aksi massa dalam pembakaran perusakan kantor Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) Resort Suoh.
Akademisi yang merupakan putra Bumi Sekala Bekhak Dr Yunada Arpan, melihat pihak kepolisian Lambat di satu sisi sedang melaksanakan tugas pengumpulan bahan dan keterangan, pendataan pasca aksi tersebut harus dihormati sebagai proses bagian dari tugas.
Namun, pihaknya berharap agar masalah itu didudukkan pada kondisi keadaan situasi, di mana masyarakat bukan hanya dilanda keresahan tetapi sudah pada situasi yang membahayakan apalagi sudah beberapa korban nyawa.
Oleh sebab itu diharapkan Yunada jangan sampai nanti, fokus pada akibat yakni aksi perusakan atas keresahan yang disebabkan oleh serangan harimau.
Padahal akar permasalahannya yakni masih belum tertangkapnya harimau yang telah melakukan serangan kepada manusia yang ada di wilayah Suoh dan sekitarnya.
“Saya kira berbagai elemen masyarakat juga harus menyampaikan apa adanya jika memang aksi itu tidak ditunggangi provokator,” sebutnya.
Semua pihak juga harus melihat persoalan ini secara jernih, bagaimana situasi selama dua bulan ini warga tidak bisa bekerja maksimal, tidak bisa mencari nafkah, sementara berbagai kebutuhan terus mendesak.
Yunada minta Pemerintah Kabupaten Lampung Barat harus hadir, para penegak hukum juga seyogyanya melihat permasalahan ini secara objektif dan berkeadilan.
Dengan mendudukkan permasalahan ini dilihat dari berbagai perspektif bukan hanya sebagai bagian dari proses penegakan hukum secara kaku.
Bahkan bila perlu keterlibatan dari berbagai tokoh, baik tokoh adat, tokoh masyarakat dan tokoh lainnya untuk bersama-sama mencari solusi, sehingga permasalahan pasca terjadinya pengrusakan atas fasilitas umum tidak melebar dan justru memperkeruh suasana.
“Saya berharap permasalahan ini cepat terselesaikan dan poin yang paling penting adalah bagaimana agar harimau itu bisa segera dapat ditangkap hidup atau mati jangan sampai ada kasus pidana dan ada tersangka, padahal harimau masih berkeliaran,” imbuhnya.
Sebelumnya aksi TNBBS Resort Suoh, oleh massa yang berasal dari Kecamatan Suoh dan BNS, Senin sore 11 Maret 2024 diduga karena massa geram dengan teror harimau sumatera yang tak kunjung usai.
Informasi yang berhasil dihimpun, setelah sebelumnya menerkam dua orang warga hingga meninggal, dan terakhir harimau menerkam manusia kembali terjadi, korban berhasil selamat dan langsung dilarikan ke puskesmas.
Korban atas nama Samanan Warga Pemangku Cibitong Pekon Sukamarga Suoh.
Kejadian naas tersebut bermula, saat korban bersama kakaknya sedang berada di kebun, menggarap kebun kopinya.
Entah bagaimana awalnya korban dan temannya diserang harimau, namun mereka bisa selamat dan sempat melawan.
Namun kepala bagian belakang dan tangannya terluka bekas cakaran.
Perihal kejadian itu ribuan massa yang berasal dari Kecamatan BNS dan Suoh Kabupaten Lampung Barat, Senin sore 11 Maret 2024 menggelar demo di depan kantor Balai Besar TNBBS Resort Suoh.
Massa yang berkumpul melakukan pembakaran kantor TNBBS Resort Suoh. Aparat yang datang juga tidak bisa berbuat banyak, mengingat massa yang terus berdatangan dari berbagai penjuru mengepung kantor TNBBS Resort Suoh tersebut.
Massa melakukan demo karena konflik harimau dan manusia yang terjadi di wilayah itu tak kunjung ada solusi.
Terlebih, insiden serangan harimau terhadap manusia sudah terjadi ketiga kalinya, beruntung korban terakhir berhasil selamat.